“Tindakan ini adalah kemenangan multilateralisme dan upaya global untuk melawan tren destruktif yang dihadapi kesehatan laut, sekarang dan untuk generasi yang akan datang,” kata Sekjen PBB dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Juru Bicaranya Sabtu malam hanya beberapa jam setelah kesepakatan itu dicapai. di Markas Besar PBB di New York, di mana negosiasi alot mengenai rancangan perjanjian telah berlangsung selama dua minggu terakhir.
Kesepakatan yang dicapai oleh para delegasi Konferensi Antarpemerintah tentang Keanekaragaman Hayati Laut Wilayah di Luar Yurisdiksi Nasional, yang lebih dikenal dengan akronim BBNJ, merupakan puncak dari pembicaraan yang difasilitasi PBB yang dimulai pada tahun 2004.
Sudah disebut sebagai ‘Perjanjian Laut Tinggi’, kerangka hukum akan menempatkan 30 persen lautan dunia ke dalam kawasan lindung, memberikan lebih banyak uang untuk konservasi laut, dan mencakup akses ke dan penggunaan sumber daya genetik laut.
Melalui Juru Bicaranya, Mr. Guterres mengatakan perjanjian itu sangat penting untuk mengatasi krisis tiga planet perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati dan polusi.
“Ini juga penting untuk mencapai tujuan dan target terkait laut dari Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan, dan Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal,” kata pernyataan itu, merujuk pada apa yang disebut janji ’30×30′ untuk melindungi sepertiga dari keanekaragaman hayati dunia – di darat dan laut – pada tahun 2030 dibuat oleh konferensi PBB yang bersejarah di Montreal pada bulan Desember yang lalu.
Memperhatikan bahwa keputusan BBNJ didasarkan pada warisan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS), Sekretaris Jenderal memuji semua pihak atas ambisi, fleksibilitas, dan ketekunan mereka, dan memberi hormat kepada Duta Besar Rena Lee, Singapura, atas kepemimpinannya. dan dedikasi.
“Hadirin sekalian, kapal telah mencapai pantai,” kata Ms. Lee tadi malam, mengumumkan persetujuan dengan tepuk tangan meriah di ruang pertemuan. Delegasi akan berkumpul kembali nanti untuk secara formal mengadopsi teks tersebut.
Pernyataan yang dikeluarkan oleh Juru Bicara PBB mengatakan Sekretaris Jenderal juga mengakui dukungan kritis dari organisasi non-pemerintah, masyarakat sipil, lembaga akademik dan komunitas ilmiah.
“Dia berharap dapat terus bekerja sama dengan semua pihak untuk mengamankan lautan yang lebih sehat, lebih tangguh, dan lebih produktif, yang bermanfaat bagi generasi sekarang dan mendatang,” pernyataan itu menyimpulkan.