Insiden itu terjadi pagi itu di dekat desa Songobia, di Mali tengah, saat konvoi pasokan mereka menuju ke markasnya di Sévaré.
El-Ghassim Wane, kepala MINUSMA, mengutuk serangan itu dan menyampaikan belasungkawa terdalamnya kepada keluarga dan kolega dari penjaga perdamaian yang telah meninggal.
“Ini adalah ilustrasi tragis lainnya dari kompleksitas lingkungan operasional kami dan pengorbanan yang dilakukan komunitas internasional untuk perdamaian di Mali,” katanya.
MINUSMA adalah salah satu operasi perdamaian paling berbahaya bagi “helm biru”. Sejak didirikan pada tahun 2013, 168 penjaga perdamaian telah kehilangan nyawa mereka dalam aksi permusuhan.
Sementara memperbaharui komitmen MINUSMA untuk mengupayakan perdamaian di Mali, Wane mengingatkan bahwa serangan terhadap penjaga perdamaian dapat dianggap sebagai kejahatan perang berdasarkan Hukum Internasional.
Dia menekankan “kebutuhan untuk melakukan segala kemungkinan untuk mengidentifikasi dan mengadili para pelaku tindakan permusuhan terhadap MINUSMA”.